Kamis, 03 Januari 2013

Adik Bungsu (Episode 2)

Selamat pagi, kawan-kawan!
Sebelum berangkat kuliah karena hari ini aku ada jadwal kuliah sore. Aku mau berbagi kisah kepada kalian semua. Semoga kalian semua suka.

Hmm... cerita apa yang harus aku bagi dulu? Ya sudah. Hari ini aku mau bercerita tentang adik bungsuku. 


















Coba lihat deh! Fhotoku bersama adik bungsuku. Aku mirip gak sama dia? Setiap orang bilang kalau lihat wajah adik bungsuku. Dia mirip aku sejak aku masih seumuran dengan dia. Eh aku lupa. Kasih tahu namanya. Fathiya Nurhanifa nama lengkapnya dan nama panggilannya Tia. Umurnya 6 tahun. Sekolah di SDN Sayuran II kelas I.
Tia meskipun masih anak-anak. Dia jago menulis puisi dan cerita karena sering membaca majalah atau tabloid remaja milikku. Aku sering melarangnya untuk tidak membaca majalah dan tabloidku namun, Tia suka membacanya di belakangku. Alhasil ternyata meskipun, aku melarangnya membaca majalah atau tabloid khusus remaja. Tia bisa menulis puisi dan cerita kata Mama, Dia punya warisan bakat dariku. Aku tidak percaya karena waktu aku sebesar Tia. Aku belum bisa baca dan nulis tetapi, aku baru bisa baca umur  8 tahun dan masih kelas II SD. Baru bisa nulis puisi sejak masuk SMP.
Agar Tia, semakin pintar. Aku belikan saja. Majalah Bobo khusus anak-anak. Ternyata Tia suka karena banyak cerita dan dongeng yang rame baginya. Pernah ketika aku pergi ke Indomaret dekat rumah. Tia ingin beli Majalah Bobo terbaru namun, Mama tidak memberikannya karena tidak punya uang yang cukup.
Kelebihan Tia yang lain. Kalau aku suruh dia menyimak berita. Tia langsung bisa nangkap isi berita itu. Aku coba membuatkan pertanyaan tentang berita yang tadi. Aku simak. Ada lagi nih, kelebihan Tia. Bisa membedakan mana orang ganteng dan mana orang jelek. Jauh banget ya! Denganku dulu. Tidak tahu, mana orang ganteng dan jelek.
Kalau menari, Tia bisa meskipun jarang latihan. Cepat bisa dan paham. Apalagi kalau latihan.
Sejak TK, Tia sering juara dalam perlombaan setiap hari kemerdekaan, 17 Agustus. Beda dengan kedua kakaknya. Sering kalah dalam perlombaan. Tia juga waktu masih TK. Juara 3 ketika mau perpisahan sekolah.
Sejak masuk SD. Tia semakin pintar dan punya sifat kepemimpinan. Jauh sekali dengan kedua kakaknya. Saat di bagi Raport. Tia mendapatkan peringkat 3.
Saat Bapak memberikan Melodika padanya. Bapak mengajarkan cara memainkannya. Lagu Ibu Kartini. Tia langsung bisa meskipun, hanya sedikit sedangkan kedua kakaknya. Sedikit lambat memainkannya.
Tia adalah bagian separuh tubuhku yang telah hilang. Lordosis yang aku miliki tidak pernah lagi membuat diriku merasa kehilangan tulang belakangku yang melengkung ke arah depan. Kini Tia bagiku adalah diriku yang sebelumnya punya tulang belakang yang lordosis namun, sejak ada Tia. Aku merasa diriku lahir kembali.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar