Selamat pagi, kawan-kawan!
Sebelum berangkat kuliah karena hari ini aku ada jadwal
kuliah sore. Aku mau berbagi kisah kepada kalian semua. Semoga kalian semua
suka.
Coba lihat deh! Fhotoku bersama adik bungsuku. Aku mirip gak sama dia? Setiap orang bilang kalau lihat wajah adik bungsuku. Dia mirip aku sejak aku masih seumuran dengan dia. Eh aku lupa. Kasih tahu namanya. Fathiya Nurhanifa nama lengkapnya dan nama panggilannya Tia. Umurnya 6 tahun. Sekolah di SDN Sayuran II kelas I.
Tia meskipun masih anak-anak. Dia jago menulis puisi dan
cerita karena sering membaca majalah atau tabloid remaja milikku. Aku sering
melarangnya untuk tidak membaca majalah dan tabloidku namun, Tia suka
membacanya di belakangku. Alhasil ternyata meskipun, aku melarangnya membaca
majalah atau tabloid khusus remaja. Tia bisa menulis puisi dan cerita kata
Mama, Dia punya warisan bakat dariku. Aku tidak percaya karena waktu aku
sebesar Tia. Aku belum bisa baca dan nulis tetapi, aku baru bisa baca umur 8 tahun dan masih kelas II SD. Baru bisa
nulis puisi sejak masuk SMP.
Agar Tia, semakin pintar. Aku belikan saja. Majalah Bobo
khusus anak-anak. Ternyata Tia suka karena banyak cerita dan dongeng yang rame
baginya. Pernah ketika aku pergi ke Indomaret dekat rumah. Tia ingin beli
Majalah Bobo terbaru namun, Mama tidak memberikannya karena tidak punya uang
yang cukup.
Kelebihan Tia yang lain. Kalau aku suruh dia menyimak
berita. Tia langsung bisa nangkap isi berita itu. Aku coba membuatkan
pertanyaan tentang berita yang tadi. Aku simak. Ada lagi nih, kelebihan Tia. Bisa
membedakan mana orang ganteng dan mana orang jelek. Jauh banget ya! Denganku dulu.
Tidak tahu, mana orang ganteng dan jelek.
Kalau menari, Tia bisa meskipun jarang latihan. Cepat bisa
dan paham. Apalagi kalau latihan.
Sejak TK, Tia sering juara dalam perlombaan setiap hari
kemerdekaan, 17 Agustus. Beda dengan kedua kakaknya. Sering kalah dalam
perlombaan. Tia juga waktu masih TK. Juara 3 ketika mau perpisahan sekolah.
Sejak masuk SD. Tia semakin pintar dan punya sifat kepemimpinan.
Jauh sekali dengan kedua kakaknya. Saat di bagi Raport. Tia mendapatkan
peringkat 3.
Saat Bapak memberikan Melodika padanya. Bapak mengajarkan
cara memainkannya. Lagu Ibu Kartini. Tia langsung bisa meskipun, hanya sedikit
sedangkan kedua kakaknya. Sedikit lambat memainkannya.
Tia adalah bagian separuh tubuhku yang telah hilang. Lordosis
yang aku miliki tidak pernah lagi membuat diriku merasa kehilangan tulang
belakangku yang melengkung ke arah depan. Kini Tia bagiku adalah diriku yang
sebelumnya punya tulang belakang yang lordosis namun, sejak ada Tia. Aku merasa
diriku lahir kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar